Pangkal Pinang, Bangka Belitung — Sekitar 20 anggota Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berangkat menuju Istima Ulama di Lampung, Jumat (27/11/2025), dalam sebuah safari dakwah yang oleh sebagian peserta disebut sebagai “perjalanan spiritual membangun kembali bara kebangkitan umat.”
Rombongan bertolak pukul 08.30 WIB dari Markas Dakwah Pangkalpinang, Masjid An-Nur Kampung Keramat. Dipimpin Ust. Riduan sebagai Amir Rombongan, mereka menumpangi sebuah bus bersama jamaah lainnya dari Bangka yang menuju kegiatan yang sama.
Namun keberangkatan ini bukan sekadar perjalanan ritual. Bagi para peserta, ini adalah simbol gerak kolektif umat menuju persatuan, sebuah arus panjang yang menghubungkan masjid-masjid kecil di kampung-kampung Bangka dengan gelombang dakwah internasional di Lampung.
Ketua DMI Kabupaten Bangka, M. Yasir Mustafa, menceritakan suasana haru saat keberangkatan 300 jamaah dari Bangka yang dilepas langsung oleh Bupati Bangka, Feri Insani.
“Sebanyak 300 orang dikomandoi oleh Ketua Dewan Masjid Nusantara Bangka, Ustadz Hassan Mustafa. Kegiatan tabligh akbar ini dihadiri oleh 84 negara di Lampung. Dari Bangka Belitung sendiri lebih kurang seribu peserta,” ungkap Yasir.
Ia menegaskan bahwa perjalanan ini memiliki dimensi spiritual yang lebih luas.
“Tujuannya satu yaitu doa bersama untuk Indonesia agar negeri ini lebih baik dan lebih berkah. Dan tentu agar Bangka Belitung selalu dilindungi. Kegiatan ini mengajak kita untuk dekat pada Allah SWT, mengajak orang berbuat baik, dan menjadi rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Dalam perjalanan menuju Lampung, rombongan dijadwalkan singgah di Palembang untuk bertemu DMI Provinsi Sumatera Selatan.
Pertemuan ini bukan sekadar formalitas kelembagaan, tetapi upaya memperkuat jaringan dakwah antar daerah sebuah simpul kerja sama yang dibangun dari tangan-tangan pengurus masjid di banyak kota.
Ketua DMI Provinsi Babel, Ust. Rasyid Ridho, menegaskan urgensi langkah tersebut.
“Safari dakwah ini memperkuat ukhuwah dan kapasitas keumatan. Kami berharap perjalanan ini membawa berkah, menambah wawasan, dan mempererat kerja sama antar wilayah.”
Baginya, perjalanan ini ibarat menyulam benang-benang persatuan umat, dari Bangka ke Sumatera Selatan, lalu bertemu lautan manusia di Lampung.
Di balik angka-angka besar 20 orang dari DMI Babel, 300 jamaah dari Bangka, 1.000 peserta dari Babel, 84 negara di Lampung terdapat kisah kecil dari manusia-manusia biasa yang membawa doa besar.
Ada seorang pedagang ikan dari Sungailiat yang menabung selama enam bulan agar bisa mengikuti perjalanan ini.
Ada seorang imam desa dari Bakam yang menitipkan kebun lada kepada anaknya agar ia bisa “sekali saja merasakan suasana dakwah internasional.”
Ada pula seorang remaja lulusan pesantren yang berharap perjalanan ini menjadi awal mimpinya menjadi pendakwah keliling Nusantara.
Mereka bergerak dengan doa, membawa pesan sederhana tetapi dalam.
Bahwa kebangkitan umat tidak lahir dari mimbar megah, tetapi dari kaki-kaki yang berjalan menghidupkan dakwah.
Di Lampung, rombongan akan mengikuti seluruh rangkaian Istima Ulama hingga 30 November 2025.
Di sana, jutaan jamaah dari berbagai negara berkumpul, menyatukan suara zikrullah, nasihat, dan semangat pembaruan diri.
Bagi peserta dari Bangka Belitung, momen ini menjadi peneguhan bahwa masjid-masjid di daerah kecil pun memiliki peran besar dalam denyut dakwah dunia.
Keberangkatan ini diyakini menjadi momentum bagi DMI Bangka untuk memperkuat program dakwah, kaderisasi imam, hingga penguatan fungsi masjid sebagai pusat peradaban.
Jika di Lampung mereka memperoleh ilmu dan pengalaman, maka sepulangnya ke Bangka mereka membawa misi baru.
Menyalakan kembali lentera dakwah di kampung-kampung, kota, dan pelosok pulau.
Seorang peserta bahkan berkata lirih saat naik ke bus.
“Kami pergi untuk kembali. kembali membawa cahaya bagi kampung kami.”
Sebuah kalimat sederhana, tetapi mengandung makna gerakan yang lebih besar.
Gerakan membangun umat perlahan, pasti, dan penuh harapan.
Tags:
Berita


